Jumat, 08 September 2017

Botol Ubah Siswa Ini dan Kaca Bekas Jadi Nilai Kerajinan Tinggi


Botol Ubah Siswa Ini dan Kaca Bekas Jadi Nilai Kerajinan Tinggi

Memberi masyarakat pada pelajaran di pedesaan menuntut kesabaran. Mereka harus diperlihatkan kasus sehingga bisa mempraktikkan ajarannya
diberikan. Saat ini, tahun depan, tim KKN melatih anak muda dari desa. Berbagai peralatan mulai dari grinding,
amplas, sampai bubut itu ada. Banyak alat yang diperlukan agar potongan botol kaca bisa rata dan halus. Di depan ini
Pemuda Desa Singosaren, Kabupaten Banguntapan, Kabupaten Bantul, mereka berpisah dan memotong kaca. Saat layout diletakkan,
Hal ini diterapkan oleh masa kanak-kanak dengan membuat pola pada kaca. Kemudian, kaca tersebut dinilai dan dipotong sesuai dengan yang telah ditentukan
pola. "Setelah siap, baru dipasang listrik dengan memilih berbagai lampu agar lebih indah," terangnya. Dalam kelompok ini
Dari tangan siswa, botol dan gelas ditransformasikan menjadi lampu hias yang memiliki nilai jual. Mereka menuntut masyarakat untuk melakukannya
Buatlah kerajinan tangan yang memanfaatkan barang yang digunakan. Akibatnya, pemuda desa diberi contoh pencahayaan dekoratif
tata letak untuk stimulasi imajinasi. Syaratnya, lampu yang bisa dibuat oleh mereka secara berurutan tertinggal. "Kemampuan
pemuda di pengelasan dan pemotongan kaca meningkat di tahun kedua ini, "kata Juli Astono, anggota tim KKN-UNY.
Memuntahkan dengan pernis untuk menyelesaikan pencahayaan harus dicuci. Menempatkan pernis sangat penting sehingga udara yang mungkin
memudar warnanya tidak mengoksidasi lampu. Hal itu dilakukan secara bertahap. Persyaratannya bisa dibagikan ke semua anggota kelompok ini. Untuk
Potong gelas, kemampuan yang dibutuhkan pun mumpuni. Sebenarnya, untuk menentukan botol dibutuhkan untuk clairiness. Pelatihan terus berlanjut
pengelasan dan tahap kaca setelah mengenali kualitas botol dan gelas. Intinya adalah ukiran kaca. Ini membutuhkan
ketepatan untuk membentuk pola yang spesifik. Kini, lampu kosmetik alat ini siap dilemparkan ke industri.
Kolaborasi murid dan karya masyarakat dijual seharga Rp125 juta untuk ukuran besar dan dimensi menengah Rp75 juta. Itu
siswa yang tergabung dalam Tim Kerja Sama Kelas Kerja (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu, 26 November 2014,
ditemukan aktif sibuk memberikan pelatihan ke daerah tersebut.Baca juga: contoh plakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar